A. Technological,
Pedagogical and Content Knowledge (TPACK)
Technological, Pedagogical and Content
Knowledge (TPACK) adalah sebuah konsep integrasi dari tiga unsur yang berbeda;
teknologi, pedagogi, dan konten pengetahuan. Pengetahuan tentang ketiganya
disatukan menjadi sebuah kemampuan pendidik yang komprehensif dalam dunia
pendidikan bernama TPACK. Tiga unsur yang disatukan dalam perencanaan, proses
dan evaluasi pendidikan itu menjadi trio yang hebat dalam pengembangan
ekosistem pendidikan masa depan yang dikenal sebagai era teknologi digital.
Pengetahuan pendidik tentang
teknologi, pedagogi dan konten yang integratif dapat menjadi salah satu
kemampuan dahsyat dalam implementasi pendidikan (kurikulum) masa kini (era
digital). Ketika abai terhadap penggunaan teknologi, maka akan dipastikan
pengembangan pendidikan akan stagnan dan tidak dapat menyesuaikan dengan
pengembangan jaman. Jadi, TPACK adalah sebuah konsep yang tepat sebagi sebuah
instrument implementasi kurikulum dalam ekosistem pendidikan di era digital.
Teknologi data adalah fase kedua
setelah teknologi informasi. Teknologi ini menjadi hal yang lumrah dan
digunakan banyak orang, baik untuk kepentingan dimensi ekonomi, politik dan
lainnya. Teknologi data adalah teknologi untuk menguasai data dan menjual atau
menggunakan data virtual untuk kepentingan pemiliknya. Semakin orang menguasai
data, maka semakin ia menguasai dunia dan tentu saja menjadi pemenang dalam
persaingan kontestasi di dunia.
B.
Implementasi TPACK pada Pendidikan
Dasar dan Menengah
TPACK baik sebagai teknologi informasi
dalam bentuk unit pembelajaran di kelas maupun TPACK dalam bentuk teknologi
data dalam bentuk kelembagaan dapat menjadi alternatif paling depan dalam
mengawinkan pendidikan nyata dengan pendidikan virtual di era digital. TPACK
dalam konteks pembelajaran bisa dengan menggunakan model Computer Assisted
Instruction (CAI) atau yang lebih ekstrim dengan menggunakan Computer Based
Instruction (CBI). Komputer sebagai instrument utama dalam pembelajaran ini
harus dipersiapkan dalam insfrastruktur pendidikan. TPACK dalam kelembagaan
bisa didesain dengan menggunakan aplikasi yang dikembangkan semisal
ruangguru.com, gurusd.net, atau aplikasi-aplikasi lainnya.
Implementasi TPACK di dikdasmen bisa
dilakukan dengan dua cara; di ruang kelas dengan menggunakan teknologi sebagai
bagian dari pembelajaran dan di ruang global sebagai aplikasi dari implementasi
teknologi data.
1.
Implementasi
TPACK di ruang kelas memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. CAI sebagai
contoh yang paling mudah dan CBI adalah contoh yang paling sulit. Implementasi
CAI adalah pembelajaran yang dibantu dengan komputer dan sepertinya ini sudah
banyak dilakukan oleh banyak guru di Indonesia. Penggunaan Word Processor, atau
menggunakan aplikasi Microsoft office, Microsoft Power Point, Microsoft Excel
adalah beberapa contoh yang digunakan dalam CAI. Alat yang mungkin sering
digunakan adalah komputer dan projector. Kemampuan menguasai aplikasi ini
relatif mudah dan cepat untuk dipelajari.
2.
Implementasi
TPACK yang agak rumit dan membutuhkan kemampuan komputer lebih adalah
menggunakan CBI. Sesuai dengan namanya computer-based, maka pembelajaran ini
berbasis komputer. Semua dilakukan dengan komputer. CBI sebagai sebuah model
pembelajaran bisa menggunakan banyak hal dalam komputer, baik belajar dengan
menggunakan aplikasi atau belajar dengan seluruh prosesnya menggunakan
komputer. Komputer adalah alat utama dan pertama dalam belajar.
Beberapa strategi TPACK yang
dijelaskan di atas menjadi bagian dari peluang implementasi TPACK di Dikdasmen.
Ini sangat mungkin dilakukan dan sangat mudah dan murah. Peluang lain adalah
berdimensi ekonomis dimana setiap guru yang memiliki konsistensi dalam
menggunakan blog (misalnya) dapat mendaftarkan diri ke adsense semacam Google
Adsense atau Facebook Adsense. Dari konsistensi data yang dibuat oleh guru atau
sekolah, adsense akan menjual data kepada pengiklan sehingga para siswa yang sedang
belajar akan disuguhi iklan yang sesuai dengan tujuan blog.
Tantangan terbesar dalam melakukan
TPACK di Dikdasmen adalah kualifikasi guru dalam bidang pengetahuan teknologi
komputer (dan turunannya semacam smartphone, phablet, tablet dan sejenisnya). Tidak
semua guru memahami teknologi ini sebagai sebuah kemampuan yang penting di luar
pedagogis dan pengetahuan substansi mata pelajaran yang diajarkannya. Bila
mereka tidak tahu teknologinya, maka TPACK tidak akan berhasil.
Solusi yang paling memungkinkan adalah
melatih guru dalam memahami teknologi komputer/informasi (TI) terlebih dahulu.
Baik TI tingkat sederhana seperti yang dilakukan dalam CAI atau TI lebih rumit
dengan menggunakan CBI dan pengembangan aplikasi. Bila guru sudah mampu
memahami paradigma atau pola kerja komputer serta ingin berani mengintegrasikan
dalam pembelajaran, maka langkah ini adalah langkah pertama yang bisa
mensukseskan TPACK langkah berikutnya. Guru yang tidak menguasai secara penuh,
bisa mempelajari dasar-dasarnya dengan meminta bantuan ahli untuk mengembangkan
blog atau aplikasi yang diinginkannya.
Di samping guru, tantangan terbesar
adalah insfrastruktur berupa alat-alat komputer dan akses internet yang baik.
Pendanaan yang tidak murah harus dipersiapkan oleh sekolah dalam implementasi
TPACK. Bagi sekolah di pusat kota dengan siswa yang relatif memiliki
perlengkapan seperti laptop dan/atau android, mereka akan lebih mudah untuk
dimigrasikan kepada TPACK. Tapi, bagi mereka yang di pedalaman, hal ini
membutuhkan pendanaan yang besar yang harus disediakan oleh sekolah
(pemerintah) dan mengubah paradigma terlebih dahulu.
C. Implementasi
TPACK di Perguruan Tinggi
Ada beberapa strategi yang bisa
dilakukan PT baik oleh dosen sebagai pengajar dan peneliti atau lembaga sebagai
sistem yang melakukan tugas pendidikan, penelitian dan pengabdian. Untuk para
dosen yang menggunakan TPACK sebagai instrument dosen professional maka ada
beberapa langkah yang bisa dilakukan.
1.
Dalam konteks pembelajaran, langkahnya adalah menggunakan TPACK
sebagai media pembelajaran seperti yang dilakukan oleh guru di Dikdasmen.
Perbedaannya adalah bagaimana sistem SKS dalam kurikulum KKNI disiasati dengan
menggunakan TPACK. Sebagaimana diketahui bahwa satu SKS adalah 50 menit tatap
muka, 50 menit tugas mandiri dan 50 menit tugas terstruktur. Maka apabila 2
SKS, ada 10 SKS yang bisa menggunakan TPACK di luar lecture di kelas.
Pemanfaatan TPACK di luar kelas akan memenuhi standar SKS dalam KKNI. Caranya?
Gunakan sistem penugasana seperti reading report, chapter report, book review,
mini research, research project dan semuanya harus dilakukan dengan menggunakan
sistem online. Web yang didesain oleh dosen harus mengadopsi kebutuhan
mahasiswa dalam belajar terutama prinsip tugas mandiri dan terstruktur.
2.
Dalam konteks penelitian, dosen bisa menggunakan TPACK dengan
menggunakan sistem OJS individu atau menggunakan OJS public seperti
academia.edu atau researchgate.com. Tujuan penggunaan OJS adalah untuk
mempermudah indeksasi tulisan dosen dimana OJS adalah sebuah ekosistem jurnal
ilmiah. OJS pribadi semacam subdomain dari web pribadi dalam web-based learning
dalam pembelajaran bisa dibuat secara mudah dan cepat. Adapun OJS dengan
menggunakan subdomain kampus masing-masing semisal jurnalpai.uinsby.ac.id;
journal.ugm.ac.id.; journal.upi.edu.; dan seterusnya.
3.
Dalam konteks pengabdian kepada
masyarakat, dosen
bisa menggunakan TPACK sebagai alat untuk menunjukan portofolio pengabdian
kepada masyarakat. Dokumen pengabdian seperti laporan pengabdian atau foto
surat tugas atau dokumentasi kegiatan bisa dikumpulkan dalam TPACK dalam bentuk
online. Pendek kata, semua dokumen yang dimiliki dosen dapat dikumpulkan secara
sistemik di ruang online yang dibuat oleh dosen.
Tantangan yang didapatkan dalam
implementasi TPACK di Dikdasmen dan PT adalah sama. Tentang paradigma dan
budaya dosen yang harus migrasi dari offline ke online; juga insfrastruktur
teknologi yang harus dilengkapi. Untuk masalah lainnya bisa dipelajari secara
on going process, namun dua hal tadi menjadi tantangan yang harus dituntaskan
di awal implementasi TPACK.
D. Implementasi
TPACK dalam Pembelajaran PAK
Selain penggunaan teknologi sebagai
media belajar, dalam kerangka kerja (framework) TPACK, pedagogi adalah aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran. Pedagogi bukan
saja bagaimana mengembangkan seni-seni dalam mengajar, atau mendesain kelengkapan
instrumen-instrumen proses dan penilaian dalam pembelajaran, namun dituntut
juga memahami siswa secara psikologis dan biologis.
TPACK penting untuk menjadi sebuah
kerangka kerja bagi pendidik, peneliti, dalam upaya untuk mengemas dan
mengembangkan model pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran melalui
proses yang lebih baik. Kemampuan teknologi, pedagogi, dan konten/ materi
pengetahuan, memang seharusnya terkumpul dalam diri seorang guru, sebagaimana
gagasan Mishra dan Koehler (2006) tentang TPACK. Namun
sepertinya ada yang kurang lengkap dari gagasan tersebut, yaitu kepribadian
yang santun (good personality) yang harus dimiliki seorang guru.
Tambahan berupa aspek kepribadian
(personality) pada kerangka kerja TPACK (technological, pedagogical and content
knowledge) atau dengan istilah TPACK-P
(personality),
merupakan usaha sistematis–terpadu dalam melahirkan dan membentuk guru masa
depan yang penuh tantangan. Penguasaan
teknologi, ketrampilan pedagogi, kompeten dalam disiplin keilmuan, yang
dibungkus dengan kepribadian yang baik (good personality), adalah profil guru
yang memberi secercah harapan dalam upaya transformasi peradaban yang lebih baik.
TPACK juga dapat menjadi pendekatan
untuk pembelajaran PAK pada materi-materi yang perlu dikonkretkan. Misalnya,
ketika proses pembelajaran materi DAMPAK MODERNISASI BAGI KELUARGA KRISTEN Bab IX Kelas XI. maka bisa menggunakan metode
Fragmentasi praktik kehidupan remaja akibat modernisasi, lalu dishoot dan
hasilnya dijadikan media pembelajaran oleh guru dan peserta didik dengan
melihat video hasil Fragmentasi tersebut.
Komentar
Posting Komentar