Penerapan model-model
Pembelajaran?
Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Model Model Pembelajaran yang saya
terapkan selama ini di SMA Negeri 4
Padangsidimpuan adalah:
1.
Discovery
Learning
2.
Project
Based Learning
3.
Problem
Based Learning
4.
Pembelajaran
Kontekstual
5.
Pembelajaran
Inkuiri
Apakah Tujuan,
manfaat, fungsi langkah-langkah peran dan kelebihan dan kekurangannya.
1. Discovery
Learning
Tujuan:
Model
pembelajaran Discovery Learning bertujuan mengarahkan siswa untuk memahami
konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan
Manfaat:
1.
Membantu
siswa memperbaiki dan meningkatkan keterampilan kognisi. Usaha penemuan
merupakan kunci dalam proses ini dimana keberhasilan tergantung pada bagaimana
cara belajarnya.
2.
Pengetahuan
yang diperoleh bersifat individual dan optimal karena menguatkan pengertian,
ingatan, dan transfer pengetahuan.
3.
Menumbuhkan
rasa senang pada siswa, karena berhasil melakukan penyelidikan.
4.
Memungkinkan
siswa berkembang dengan cepat sesuai kemampuannya.
5.
Menyebabkan
siswa mengarahkan kegiatan belajar dengan melibatkan akal dan motivasinya.
6.
Membantu
siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan diri melalui
kerjasama dengan siswa lain.
7.
Membantu
siswa menghilangkan keraguan karena mengarah pada kebenaran final yang dialami
dalam keterlibatannya.
8.
Mendorong
siswa berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan hipotesis.
9.
Dapat
mengembangkan bakat, minat, motivasi, dan keingintahuan.
10. Memungkinkan siswa memanfaatkan
berbagai sumber belajar.
Langkah-langkah:
1.
Menciptakan
stimulus/ rangsangan (Stimulation)
2.
Menyiapkan
pernyataan masalah (Problem Statement)
3.
Mengumpulkan
data (Data Collecting
4.
Mengolah
data (Data Processing)
5.
Memverifikasi
data (Verrification)
6.
Menarik
kesimpulan (Generalization)
Kelebihan:
Dengan penggunaan model pembelajaran
discovery learning siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin
diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi
atau membentuk (konstruksi) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam
suatu bentuk akhir.
Kekurangan:
Siwa yang kurang aktif menjadi
ketinggalan Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Materi
2. Project
Based Learning
Tujuan:
Pembelajaran
Berbasis Proyek dirancang dan bertujuan untuk digunakan pada permasalahan
komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Manfaat:
1.
Meningkatkan
motivasi belajar, mendorong kemampuan siswa melakukan pekerjaan penting,
artinya mereka perlu dihargai.
2.
Mengembangkam
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis.
3.
Mengembangkan
keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan sumberdaya.
4.
Memberikan
pengalaman kepada siswa dalam pembelajaran, praktik, dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan
untuk menyelesaikan tugas.
5.
Melibatkan siswa untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
6.
Membuat
suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun guru menikmati
proses pembelajaran.
Langkah-Langkah:
1.
Menyiapkan
pertanyaan atau penugasan proyek
2.
Mendesain
perencanaan proyek
3.
Menyusun
jadwal
4.
Memonitor
kegiatan dan perkembangan proyek
5.
Menguji
hasil
6.
Mengevaluasi
kegiatan/ pengalaman
Kelebihan:
1.
Mampu Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
2.
Keterampilan
Pemecahan Masalah Semakin Meningkat
3.
Siswa Lebih Aktif
dalam Belajar
4.Terjadi Kolaborasi Alamiah antar Siswa
5. Secara Tidak Langsung Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa
6. Melatih Siswa dalam Mengorganisasi Sebuah Proyek
7. Meningkatkan Keterampilan dalam Manajemen Waktu
Kekurangan:
Beberapa kekurangan
dari pembelajaran berbasis proyek
1. Banyaknya peralatan yang harus disediakan
2. Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan
3. Ada kemungkinan siswa kurang aktif dalam kerja kelompok. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
1. Banyaknya peralatan yang harus disediakan
2. Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan
3. Ada kemungkinan siswa kurang aktif dalam kerja kelompok. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
3. Problem
Based Learning
Tujuan:
Problem
Based Learning (PBL) bertujuan untuk menantang peserta didik untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat
peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Manfaat:
peserta
didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus
dipecahkan.
Langkah-Langkah:
1.
Mengorientasi
peserta didik pada masalah
2.
Mengorganisasikan
kegiatan pembelajaran
3.
Membimbing
penyelidikan mandiri dan kelompok
4.
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
5.
Analisis
dan evaluasi proses pemecahan masalah
Kelebihan:
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran
siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa
untuk memahami masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya
dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus
belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang
dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata(Sanjaya, 2007)
Kekurangan:
1. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman
mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka
harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
akan belajar apa yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007)
4. Pembelajaran
Kontekstual
Tujuan:
Pembelajaran
Kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah sebuah sistem
belajar yang didasarkan pada filosofi konstruktivistik. Filosofi ini bertujuan
agar siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi
akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas
sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan
pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.
Manfaat:
mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guru ke siswa.
Langkah-Langkah:
1. embangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua
topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic
assessment) dengan berbagai cara.
Kelebihan:
1. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju
terus sesuai dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif
dalam PBM.
2. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam
mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat
lebih kreatif
3. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
4. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak
ditentukan oleh guru.
5. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
6. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
7. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu
maupun kelompok.
Kekurangan:
1. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas
didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan
siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi
pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama.
2. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama
dalam PBM
3. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak
jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki
kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa
yang kurang kemampuannya.
4. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran
dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan,
karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan
dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran
dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami
kesulitan.
5. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan
diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
6. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang
memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya
dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan
ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
7. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan
berbeda-beda dan tidak merata.
8. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena
dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih
menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati
fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan.
5. Pembelajaran
Inkuiri
Tujuan:
Pembelajaran
inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa)
secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Manfaat:
meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk mencari dan
menemukan sendiri materi yang akan di pelajarinya, melatih kepekaan diri,
mengurangi rasa kecemasan, menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan
motivasi, dan partisipasi belajar.
Langkah-Langkah:
1.
Merumuskan
masalah; kemampuan yang dituntut adalah:
a.
kesadaran
terhadap masalah;
b.
melihat
pentingnya masalah dan
c.
merumuskan
masalah.
2.
Mengembangkan
hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah:
a.
menguji
dan menggolongkan data yang dapat diperoleh;
b.
melihat
dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan
c.
merumuskan
hipotesis.
3.
Menguji
jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah:
a.
merakit
peristiwa, terdiri dari: mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan,
mengumpulkan data, dan mengevaluasi data;
b.
menyusun
data, terdiri dari: mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan
mengklasifikasikan data;
c.
analisis
data, terdiri dari: melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan
mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
4.
Menarik
kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah:
a.
mencari
pola dan makna hubungan; dan
b.
merumuskan
kesimpulan.
5.
Menerapkan
kesimpulan dan generalisasi.
Kelebihan:
1.
Pembelajaran
ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model
ini dianggap jauh lebih bermakna.
2.
Pembelajaran
ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
3.
Pembelajaran
ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
4.
Keuntungan
lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kekurangan:
1.
Sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.
Sulit
dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa
dalam belajar.
3.
Kadang-kadang
dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.
Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini
tampaknya akan sulit diimplementasikan.
Hasil pembelajaran
seperti apa yang di dapat dengan menggunakan model2 pembelajaran di sekolah
bapak ibu dengan menggunakan kurikulum K 13 mata pelajaran Pendidikan Agama
Kristen.
Sebagaimana
tujuan Pembelajaran Kurikulum2013, maka hasil yang seharusnya diperoleh adalah
sebagai berikut:
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen di tempat saya mengajara, bahwa sebahagian dariKetiga konsep
diatas telah tercapai. Namun sebagaimana
Pembelajaranitu harus membutuhkan Proses, maka bebrapa siswa disekolah saya
masih dalam tahap proses untuk mencapai tujuan Pembelajaran diatas.
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Komentar
Posting Komentar