Langsung ke konten utama

MEMAHAMI KURIKULUM 2013
A.    Konsep dan Rasionalitas Pengembangan Kurikulum 2013
Pembelajaran kurikulum 2013 ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia. Kompetensi sesuai Permendikbud No. 54 tentang Standar Kompetensi Lulusan, yaitu:
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Konsep pembelajaran kurikulum 2013 mengarah pada proses pengembangan peserta didik menjadi pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Pengembangan kurikulum 2013 perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan pendidikan, baik internal maupun eksternal.
1.   Tantangan Internal
Tantangan internal dalam pendidikan antara lain terkait dengan kondisi dan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP). Delapan SNP ini meliputi: Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.
Terkait dengan tantangan internal pertama, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai delapan standar yang telah ditetapkan. Dalam mencapai “Standar Pengelolaan” hal-hal yang dikembangkan antara lain adalah Manajemen Berbasis Sekolah. Rehabilitasi gedung sekolah dan penyediaan laboratorium serta perpustakaan sekolah terus dilaksanakan agar setiap sekolah yang ada di Indonesia dapat mencapai “Standar Sarana-Prasarana” yang telah ditetapkan. Dalam mencapai “Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan”, berbagai upaya yang dilakukan antara lain adalah peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru, pembayaran tunjangan sertifikasi, serta uji kompetensi dan pengukuran kinerja guru. “Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan” merupakan standar yang terkait dengan kurikulum yang perlu secara terus menerus dikaji agar peserta didik dapat memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
2.   Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. Tantangan masa depan antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Tantangan masa depan juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan. Kompetensi masa depan yang diperlukan dalam menghadapi arus globalisasi antara lain berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan aspek moral dari suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal. Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena negatif yang mengemuka antara lain terkait dengan masalah perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial (social unrest) di masyarakat.
3.   Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut:
a.         Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b.        Dari satu arah menuju interaktif.
c.         Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d.        Dari pasif menuju aktif-menyelidiki
e.         Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f.         Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g.        Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h.        Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i.          Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j.          Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k.        Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l.          Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m.      Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n.        Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o.        Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p.        Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
4.         Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penguatan tata kelola kurikulum diatur dengan mengacu pada UU 20/2003 tentang Sisdiknas. Pasal 38 ayat (1) pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas mengatur bahwa “Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan pemerintah”. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa “Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu”. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dimulai dari penyusunan kerangka dasar kurikulum yang diturunkan dari tujuan pendidikan nasional dan berdasarkan landasan filosofis, yuridis, dan konseptual yang selanjutnya diturunkan ke dalam struktur kurikulum.
Perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 terletak pada peran guru pada bagian akhir kerangka kerja penyusunan kurikulum. Kalau di dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, peran satuan pendidikan dan guru terbatas pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang diturunkan dari silabus yang sudah tersedia dan pemilihan buku teks siswa untuk selanjutnya melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian. Sedangkan di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, peranan satuan pendidikan dan guru diperluas lebih lanjut sampai pada penyusunan silabus berdasarkan pedoman yang diberikan.
Agar kompetensi lulusan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, perlu ada perubahan yang signifikan. Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan, kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional.
5.   Pendalaman dan Perluasan Materi
      Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam). Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi yang dapat disimpulkan dari hasil studi ini, hanya satu, yaitu yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman.
   Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil Untuk bidang matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance. Dalam bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika.
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat (4) kategori, yaitu:
1)   Low mengukur kemampuan sampai level knowing;
2)   Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying;
3)   High mengukur kemampuan sampai level reasoning;
4)   Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.
B.     Struktur Kurikulum 2013
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/ mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/ mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester, sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
1.      Struktur Kurikulum SD/ MI
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/ MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34; sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/ MI adalah 35 menit. Struktur Kurikulum SD/ MI adalah sebagai berikut:
MATA PELAJARAN
Alokasi Waktu Perminggu
I
II
III
IV
V
VI
KELOMPOK A
1
Pendidikan Agama Kristen dan Budi pekerti
4
4
4
4
4
4
2
Pendidikan pancasila dan Kewarga negaraan.
5
6
6
4
4
4
3
Bahasa Indonesia
8
8
10
7
7
7
4
Matematika
5
6
6
6
6
6
Kelompok B
1
Seni Budaya dan Prakarya
4
4
4
5
5
5
2
Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
4
4
4
4
4
4
Jumalah Alokasi Waktu Per Minggu
30
32
34
36
36
36


2. Struktur Kurikulum SMP/ MTS

Dalam struktur kurikulum SMP/ MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/ MTs tetap yaitu 40 menit. Struktur Kurikulum SMP/ MTS adalah sebagai berikut:
MATA PELAJARAN
Alokasi waktu perminggu
VII
VIII
IX
Kelompok A
1
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
3
3
3
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarga Negaraan
3
3
3
3
Bahasa Indonesia
6
6
6
4
Matematika
5
5
5
5
Ilmu Pengetahuan Alam
5
5
5
6
Ilmu Pengatahuan Sosia
4
4
4
7
Bahasa Inggris
4
4
4
Kelompok B
1
Seni Budaya
3
3
3
2
Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan
3
3
3
3
Prakarya
2
2
2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu
38
38
38

IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berfikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Seni Budaya terdiri atas empat (4) aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan. Prakarya terdiri atas empat (4) aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.

3.   Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah (SMA/MA/SMK/MAK) Struktur kurikulum SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas:
a.    Kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik;

b.   Kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya. Kelompok mata pelajaran peminatan SMK/ MAK masing-masing 24 jam per kelas. Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/ MA bersifat akademik, sedangkan untuk SMK/ MAK bersifat vokasional. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya.


Struktur Kurikulum Wajib Pendidikan Menengah (SMA/MA/SMK/MAK)
MATA PELAJARAN
Alokasi waktu perminggu
X
XI
XII
Kelompok A wajib
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
2
Pendidikan pancasila dan kewarga negaraan
2
2
2
3
Bahasa Indonesia
4
4
4
4
Matematika
4
4
4
5
Sejarah Indonesia
2
2
2
6
Bahasa Inggris
2
2
2
Kelompok B Wajib
7
Seni budaya
2
2
2
8
Pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan
3
3
3
9
Prakarya dan kewira usahaan
2
2
2
Jumlah jam pelajaran kelmpok A dan B perminggu
24
24
24
Kelompok C peminatan
Mata pelajaran permintaan akademik (SMA/MA)
18
20
20
Jumlah jam yang harus ditempuh perminggu
42
44
44

2)    Struktur Kurikulum Peminatan Pendidikan Menengah (SMA/MA) Tabel

Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
MATA PELAJARAN
KELAS
X
XI
XII
Kelompok A dan B (Wajib )
24
24
24
C.     Kelompok Peminatan



Peminatan Matematika dan Ilmu ilmu Alam



I
1
Matematika

3
4
4
2
Biologi

3
4
4
3
Fisika

3
4
4
4
Kimia

3
4
4
Peminatan Ilmu Ilmu Sosial
II
1
Geografi

3
4
4
2
Sejarah

3
4
4
3
Sosiologi

3
4
4
4
Ekonomi

3
4
4
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
III
1
Bahasa dan sastra indonesia

3
4
4
2
Bahasa dan sastra inggris

3
4
4
3
Bahasa dan sastra asing lainnya

3
4
4
4
Antropologi

3
4
4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman

Pilihan lintas minat/ Pendalaman Minat
6
4
4
Jumlah jam perminggu
66
76
76
Jumlah Jam pelajaran yang harus ditempuh perminggu
42
44
44
Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya. Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik harus diikuti. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas empat (4) mata pelajaran dan masing-masing mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
1)   Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam satu Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
2)   Satu mata pelajaran dari masing-masing Kelompok Peminatan yang lainnya. Sedangkan pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat
dan/atau Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
1)   Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
2)   Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
B    Strategi Implementasi Kurikulum 2013
Strategi Implementasi Kurikulum 2013 terdiri atas:
1           Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan, yaitu:
a. Juli 2013: Kelas I, IV terbatas pada sejumlah SD/ MI (30%), dan seluruh kelas VII (SMP/ MTs), dan kelas X (SMA/ MA, SMK/ MAK). Ini adalah tahun pertama implementasi dan dilakukan di seluruh wilayah NKRI.
b. Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI. Tahun 2014 adalah tahun kedua implementasi.  Seperti  tahun  pertama,  maka  SD  akan  dipilih  sebanyak  30% sehingga secara keseluruhan implementasi kurikulum pada tahun kedua sudah mencakup 60% SD di seluruh wilayah NKRI.
c. Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/ MA, SMK/ MAK telah melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013.
2. Pelatihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, dari tahun 2013–2016. Pelatihan guru, kepala sekolah dan pengawas adalah untuk guru, kepala sekolah dan pengawas yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 dan dilakukan sebelum Kurikulum 2013 diimplementasikan. Prinsip ini menjadi prinsip utama implementasi dimana guru, kepala sekolah dan pengawas di wilayah sekolah terkait yang akan mengimplemntasikan kurikulum adalah mereka yang sudah terlatih.

3.    Pengembangan buku babon, dari tahun 2013–2016. Sejalan dengan strategi implementasi, penulisan dan percetakan serta distribusi buku babon akan selesai pada awal tahun terakhir implementasi kurikulum atau sebelumnya. Pada prinsipnya ketika implementasi Kurikulum 2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku babon sudah teredia di setiap sekolah.
4.    Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA/ MA dan SMK/ MAK, dimulai dari bulan Januari–Desember 2013. Implementasi Kurikulum 2013 mensyaratkan penataan administrasi, manajemen, kepemimpinan dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu dalam persiapan implementasi Kurikulum 2013, pelatihan juga dilakukan berkenaan dengan tata kerja baru para guru dan kepemimpinan kepala sekolah.
5.    Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013–2016. Strategi implementasi Kurikulum 2013 menghindari pelatihan yang dinamakan one-shot training sebagai strategi implementasi mengingat kelemahan strategi tersebut. Pelatihan yang dilakukan untuk para guru, kepala sekolah, dan pengawas akan diikuti dengan monitoring dan evaluasi sepanjang pelaksanaan paling tidak dari tahun pertama sampai tahun ketiga implementasi.
6.    Saat ini (per 2019) Semua sekolah harus siap mengimplementasikan kurikulum 2013 disekolah masing masing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Tata Ibadah Singkat Ulang Tahun Marga

PARTORDING NI ACARA PESTA NO ACARA WAKTU PELAKSANA KET 1 IBADAH 09.00 -11.00 SEKSI IBADAH 2 HATA HUHUASI 1.KETUA PANITIA 2.KETUA TOGA SIPOHOLON 3.PENASEHAT 11.00 -11.30 PANITIA 3 MAMBUAT TUA NI GONDANG 11.30 -12.00 SUDE 4 4.1.LELANG 4.2.MARSIPANGANON 4.3.LELANG 4.4.PILO-PILO SIAN BORU, BERE,  IBEBERE NI TOGA SIPOHOLON 4.5.LELANG 4.6.PILO-PILO:SITUMEANG 4.7.LELANG 4.8.PILO-PILO:SIMANUNGKALIT 4.9.LELANG 4.10.PILO-PILO:            SIBAGARIANG/HUTAURUK 4.11.LELANG 12.00 -17.30 PANITIA 5 PENGUMUMAN JUARA LELANG GOTONG ROYONG SEKALIGUS PASAHATHON HADIAH 17.30-17.45 PANITIA 6 PENGUMUMAN HASIL...

Contoh Liturgi Natal Pelajar

I.                     PENDAHULUAN 1.        PROSESI 2.        PENYALAAN LILIN 2.1.              Pengkhotbah 2.2.              Liturgis 2.3.              Mewakili Guru 2.4.              Pengurus Yayasan Panti Asuhan 2.5.              Ketua Perayaan Natal 3.        KATA SAMBUTAN 3.1.              Ketua Perayaan Natal 3.2.              Mewakili Guru 3.3.    ...

TECHNOLOGICAL, PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE (TPACK) DALAM PEMBELAJARAN PAK

A.    Technological, Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) Technological, Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) adalah sebuah konsep integrasi dari tiga unsur yang berbeda; teknologi, pedagogi, dan konten pengetahuan. Pengetahuan tentang ketiganya disatukan menjadi sebuah kemampuan pendidik yang komprehensif dalam dunia pendidikan bernama TPACK. Tiga unsur yang disatukan dalam perencanaan, proses dan evaluasi pendidikan itu menjadi trio yang hebat dalam pengembangan ekosistem pendidikan masa depan yang dikenal sebagai era teknologi digital. Pengetahuan pendidik tentang teknologi, pedagogi dan konten yang integratif dapat menjadi salah satu kemampuan dahsyat dalam implementasi pendidikan (kurikulum) masa kini (era digital). Ketika abai terhadap penggunaan teknologi, maka akan dipastikan pengembangan pendidikan akan stagnan dan tidak dapat menyesuaikan dengan pengembangan jaman. Jadi, TPACK adalah sebuah konsep yang tepat sebagi sebuah instrument implementasi kurik...

PEMBELAJARAN ABAD 21

A.    GLOBALISASI DAN KESADARAN GLOBAL Mungkin kita sudah sering mendengar istilah global ini, terutama saat ini kita memasuki era yang sering disebut dengan era globalisasi. Dari istilahnya saja kita sebenarnya dapat memahami bahwa globalisasi mengandung pengertian proses. Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat populer karena berkaitan dengan gerak pembangunan Indonesia, terutama berkaitan dengan sistem ekonomi terbuka, dan perdagangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan adanya persaingan yang semakin tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan keterbukaan. Tanpa memiliki kemampuan ini maka Indonesia akan tertinggal jauh dan terseret oleh arus globalisasi yang demikian dahsyat. Sejak kapankah globalisasi muncul? Tidak ada kepastian tentang hal ini, akan tetapi isu globalisasi menerpa di segala aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek kehidupan yang mendapat terpaan globalisasi yang paling kuat adalah aspek ekonomi ( Dollar, David 2007 ). Menjelang tahun ...

K-13 SILABUS PAK KELAS X SEMESTER GENAP

Silabus Mata Pelajaran           : Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti           Satuan Pendidikan       : SMA Negeri 4 Padangsidimpuan Kelas / Semester          : X/Genap Tahun Pelajaran          : 201 8 /201 9 Alokasi waktu              : 3 jam x 19 minggu - semester 2 No Materi Jam Pelajaran 1. Bertumbuh menjadi dewasa 18 JP 2. Makna kesetiaan,    keadilan, dan kasih 18 JP 3. Peran Roh Kudus bagi orang percaya 18 JP 4. Karunia Allah dalam kepelbagaian; Persahabatan yang sejati; Pacaran yang sehat menurut iman Kristiani; Diriku bersama dengan orang lain 24 JP 5. Keberadaan Allah...

K-13 SILABUS PAK KELAS X SEMESTER GANJIL

Silabus Mata Pelajaran           : Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti           Satuan Pendidikan       : SMA Negeri 4 Padangsidimpuan Kelas / Semester          : X/Ganjil Tahun Pelajaran          : 201 8 /201 9 Alokasi waktu              : 3 jam x 19 minggu - semester 1 No Materi Jam Pelajaran 1. Bertumbuh menjadi dewasa 18 JP 2. Makna kesetiaan,    keadilan, dan kasih 18 JP 3. Peran Roh Kudus bagi orang percaya 18 JP 4. Karunia Allah dalam kepelbagaian; Persahabatan yang sejati; Pacaran yang sehat menurut iman Kristiani; Diriku bersama dengan orang lain 24 JP 5. Keberadaan Allah...

BANK SOAL KELAS XII

I.PILIHAN GANDA 1.       Didalam ajaran Kristen, Gereja digambarkan sebagai   .... a.        Gedung yang megah b.       perkumpulan c.        Tempat Ibadah d.       Institusi sosial e.        Orang-orang yang dipanggil Tuhan 2.       Sifat Gereja yang memiliki arti bukan sekedar bangunan atau merek denominasi adalah.... a.        kudus b.       persekutuan orang percaya c.        oikumenis d.       satu e.        semua benar 3.       Hubungan Gereja dengan Pemerintah   digambarkan/diceritakan dalam kitab.... a.        Roma b.       Kisah Para ...

EVALUASI PEMBELAJARAN-1

KEGIATAN BELAJAR 1: KONSEP DAN PENERAPAN  PENGUKURAN, PENILAIAN, TES  DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Pengukuran, penilaian dan evaluasi adalah istilah yang sering kita dengar dalam dunia penidikan. Hanya dalam praktiknya seringkali terjadi kerancuan dalam penggunaannya. Kenyataan ini dapat dipahami karena istilah-istilah tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Sebagai pendidik dipandang penting  mengetahui dengan baik dan benar dari istilah-istilah tersebut.  Ada tujuan, fungsi, prinsisp-prinsip evaluasi, tes, skala pengukuran, pendekatan penilaian dan acuan penilaian. Dan setelah mempelajari materi-materi tersebut diharapkan dapat memahami dengan baik dan benar tentang pengukuran, penilaian, tes dan evaluasi dengan segala unsur dan komponen-komponen tersebut. A. MEMBEDAKAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI 1. Pengukuran Pada hakekatnya mengukur adalah memberikan angka pada fakta yang diukur yang diwujudkan dalam bentuk simbol angka atau bila...

TUJUAN, MANFAAT DAN KELEBIHAN/KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN

Penerapan model-model Pembelajaran? Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Model Model Pembelajaran yang saya terapkan selama ini di SMA Negeri  4 Padangsidimpuan adalah: 1.     Discovery Learning 2.     Project Based Learning 3.     Problem Based Learning 4.     Pembelajaran Kontekstual 5.     Pembelajaran Inkuiri Apakah   Tujuan, manfaat, fungsi langkah-langkah peran dan  kelebihan dan kekurangannya. 1.     Discovery Learning Tujuan: Model pembelajaran Discovery Learning bertujuan mengarahkan siswa untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan Manfaat: 1.     Membantu siswa memperbaiki dan meningkatkan keterampilan kognisi. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini dimana keberhasilan tergantung pada bagaimana cara belajarnya. 2.     Pengetahuan...

BAHAN PENELAAHAN ALKITAB

BAHAN PANDUAN P.A REMAJA(SISWA/I SMA) I.       BERTUMBUH DAN BERBUAH (YOHANES 15:1-8) SEPERTI  halnya manusia bertumbuh dari bayi menjadi dewasa, setiap orang percaya juga mengalami proses pertumbuhan secara rohani. Ia harus selalu mendapatkan makanan agar dapat bertumbuh. Pada PA kali ini kita kita akan belajar memahami pentingnya tinggal dalam Kristus, bertumbuh dan menghasilkan buah. 1.        Menurut anda, apa itu firman Tuhan? 2.        Baca Yohanes 15 : 1 – 8 3.        Siapakah pokok (batang utama) anggur yang benar dan siapa yg menjadi pengusahanya (ay.1)? 4.        Saat musim semi, setiap ranting pohon anggur akan dipotong ujungnya agar tunas yang baru menghasilan buah (Lih. Ay. 2). Apa saja buah yang dihasilkan oleh orang percaya? (band. Gal 5:22-25). 5.        Sebagai ranting dari ...